03 November 2010

Kerasnya Hidup

Yunianto DH. (Bastind’07)

Dari balik gunung
Kulihat kumpulan tulang menuju ke sawah
Dengan urat nadi yang tampak di permukaan tubuhnya
Seorang kakek yang hidup sebatang kara
Mulai bekerja, mengayunkan pacul berkaratnya
Ditemani sengatan matahari di sekujur tubuhnya
Terdengar hembusan nafas yang tak teratur lagi
Begitulah hidupnya
Demi sesuap nasi untuk melanjutkan hidupnya
Keras memang
Namun, itu jalan hidup yang harus ditempuh
Tak mau dia meminta dan mengaharap belas kasih
Dari orang lain
Anak, istrinya tlah tiada meninggalkan dirinya
Karena 10 tahun lalu dibunuh oleh perampok
Yang tak punya hati dan perasaan
Itulah hidup
Begitu keras
Dan keras

Tidak ada komentar: