23 Februari 2009

Pembuatan Antologi Sastra

Sehubungan dengan akan diadakannya pembuatan antologi sastra untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa, maka setiap mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan membuat karya (puisi, cerpen dan esai sastra) untuk mengisi antologi sastra tersebut. Ada pun ketentuan penulisan dan pengiriman bisa dilihat di bawah ini:

Ketentuan Pengiriman Naskah

1. Cerpen
- Pengiriman cerpen harus lewat email: bastinda@yahoo.co.id
- Cerpen maksimal 4000 karakter (tanpa spasi).
- Tema cerpen bebas namun menuntut inspirasi kedewasaan, tidak porno dan tidak menyinggung SARA .
- Mahasiswa diperbolehkan mengirimkan lebih dari satu judul.
- Hanya akan dipilih tiga cerpen untuk di masukkan ke dalam buku.
- Batas pengiriman naskah tanggal 1 Maret 2009

2. Puisi
- Pengiriman puisi bisa lewat email atau langsung dikirim ke ketua tingkat/penanggungjawab setiap kelas.
• Angkatan 2008: ……………………………
• Angkatan 2007: ……………………………
• Angkatan 2006:…………………………….
- Bisa ditulis tangan maupun diketik (disarankan diketik dan dikirim lewat email).
- Mahasiswa boleh mengirimkan maksimal 2 judul puisi dan panjang maksimal 1 folio.
- Tema puisi bebas namun menuntut inspirasi kedewasaan, tidak porno dan tidak menyinggung SARA.
- Semua puisi akan dimuat dalam buku, kecuali yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan di atas.
- Batas pengiriman naskah tanggal 1 Maret 2009

3. Esai sastra
- Pengiriman esai harus lewat email: bastinda@yahoo.co.id
- Cerpen maksimal 4000 karakter (tanpa spasi).
- Tema esai bebas namun harus dalam ranah kesusastraan, menuntut inspirasi kedewasaan, tidak porno dan tidak menyinggung SARA .
- Mahasiswa diperbolehkan mengirimkan lebih dari satu judul esai.
- Hanya akan dipilih satu esai untuk di masukkan ke dalam buku.
- Panitia berhak mengedit isi naskah esai dan menentukan layak dimuat atau tidak.
- Batas pengiriman naskah tanggal 1 Maret 2009

Semua karya harus orisinil, bukan hasil plagiat dan belum pernah termuat atau dikirim ke media manapun. Naskah yang telah masuk ke panitia menjadi hak panitia. Panitia mempunyai hak untuk memilih karya yang dimuat atau yang tidak dimuat.

12 Februari 2009

Puisi


Kurindu Awan*

Kurindu awan
Rasa rindu menjalar perlahan disukmaku
Rindu yang menusuk jiwaku
Hingga bayangmu selalu direlung hatiku
Rasa sayangku padamu takkan terhapus waktu
Dikala dibuai mimpi
Cintaku jauh tinggi di awan
Kuingin menemanimu selamanya
Karena jarak yang begitu jauh
Kusulit menggapaimu
Engkau slalu menduduki rekung hatiku
Cintamu takkan beranjak dari jiwaku
Sajak-sajak bersuara dihatiku
Sejak bersamamu kutahu makna cinta
Kutahu tulusnya kasih sayang
Aku berusaha bertahan atas cinta
Walau engkau begitu jauh
Kupegang janji setiamu
Akupun percaya kamu
Karena aku sayang kamu



Bukti Cinta*

Lantunan nada tak bersuara
Rasa bingung mulai Menusuk dada
Hati menggenggam gundah
Ketika kau slalu tanyakan padaku
Apa bukti cinta?
Seolah mulut terkunci rapat
Untaian kata bersembunyi didalamnya
Hatipun menjawab lirih
Apakah ini perlu dipermasalahkan?
Sulit mengintip isi hatimu
Perlu engkau tahu
Sebuah cinta tak perlu bukti
Yang dibutuhkan hanyalah
Segenggam kejujuran............
Dan janji kesetiaan..........

L@@-L@@`08

04 Februari 2009

dibalik PINK

oleh: N. Salamah

Suatu kebetulan yang menyenangkan, pagi ini aku bisa bertemu dengan dia lagi, sahabatku lama kita tak berjumpa. Dengan senyum yang selalu menghibur dan kedipan matanya yang lucu semakin buat aku penasaran.
Aris, dialah lelaki itu yang sering Wiwi ceritakan kepada Anita. Menurutnya lelaki itu sangat baik dan rupawan. Anita tidak suka dengan senyumnya karena baginya senyum itu tidak tulus hanya semata untuk menggaet wanita bodoh yang mudah termakan bujuk rayu seorang lelaki. Wiwi malah tambah kagum dengan sosok Aris yang baginya adalah lelaki yang paling sempurna, tidak jarang dia tersenyum-senyum sendiri, entah apa yang sedang dia pikirkan. Tapi Wiwi adalah teman yang baik untuk Anita. Wanita penyuka warna biru itu sungguh baik dan ringan tangan dalam menolong sesama termasuk teman sebangkunya Anita. Sebaliknya, Anita sangat menyukai warna merah muda yang banyak orang menyebutnya warna pink, warna cewe banget, warna cengeng, dan apalah yang bagi sebagian orang warna pink itu tidak berkarakter. Lain halnya dengan biru, yang penuh semangat, tegas tapi tetap lembut.
Aris lagi-lagi sengaja menampakkan senyumnya yang menurutnya adalah jurus terjitu untuk menarik lawan jenis. Wiwi memang tidak salah, dia punya mata yang masih normal, wanita lain pun akan ke-ge er-an jika selalu diperhatikan lelaki ganteng seperti Aris dengan lesung pipit di sebelah kanan saat dia tersenyum.
Agaknya makna yang terkandung dalam warna kesukaannya mulai meluber, kini Wiwi jadi cenderung melankolis, romantic, tapi tetap egonya masih saja tinggi.
Dengan beratnya yang hanya 30 kg jauh dari berat normal wanita usia kelas 1 SMA, Anita tetap pede dan dia juga tidak minder dengan tubuh cacatnya yang tangan, kaki, dan badannya tidak seperti teman yang lain. Yang setiap jam pelajaran olahraga dia hanya bisa duduk dan melihat dari jendela, jangankan untuk pemanasan yang sekedar lari-lari kecil memutari lapangan basket, untuk jalan pun dia kesusahan, makanya dia memilih kelas yang di lantai bawah karena jika di lantai 2 dia akan sangat merepotkan orang tuanya dan temannya termasuk Wiwi teman sebangkunya, karena hanya Wiwi yang bersedia menggendongnya. Teman yang lain hanya kasian dan merasa jijik dekat-dekat dengan Anita. Bagi mereka Anita itu sebaiknya tidak bersekolah di SMA favorit se Kabupaten ini, dan dia lebih tepat mengenyam pendidikan di sekolah luar biasa yang tersedia kursi roda untuk penyandang cacat seperti Anita.
Lagi-lagi Anita sibuk membuat kartu ucapan di bangkunya, dia sering menyibukkan dirinya dengan kegiatan seperti itu agar teman yang lain tidak usah berbasa-basi untuk menemaninya terkecuali Wiwi dengan senang hati selalu mau berbagi dan bercerita dengan sahabat terkuatnya yang kebanyakan teman lain menganggap lemah. Padahal kalo diamati menurut Wiwi, Anita adalah sesosok wanita yang tangguh, dia pede dengan kecacatannya dan dia menganggapnya bukan sebuah kekurangan akan tetapi kelebihan yang tersebunyi agar dia tidak ria dan tidak digunakan untuk berbuat dosa.
Semalam Wiwi bermimpi berlari-lari menangkap kupu-kupu yang beterbangan di taman, sungguh indah dan menyenangkan, sampai bangun tidurpun Wiwi lupa bahwa Anita itu tidak bisa berjalan apalagi berlari mengejar kupu-kupu.
Pagi hari di kelas
Wiwi: “Nit..Nit… dengerin deh, semalem aku mimpi aneh tapi indah banget!” (wiwi sangat berantusias menceritakan mimpinya)
Anita: “emang mimpi apaan Wi?” (Anita penasaran tapi dia masih sibuk dengan menggambar pola untuk kartu ucapannya)
Wiwi: “semalem aku mimpi kamu bisa jalan!... amazing kan ? Udah gitu kita bareng-bareng ngejar kupu-kupu di taman kota , amboi…. Kupu-kupunya indah nian…”
Anita: “sayang aku ga bisa jalan” (seketika wajah Wiwi muram mendengar respon Anita yang pesimis)
Wiwi merasa aneh dengan sikap Anita, dia tidak biasa berwajah muram jika diceritakan sesuatu yang amazing dan menakjubkan baginya. Biasanya Anita sangat antusias dan tidak kalah hebohnya dengan Wiwi.
Wiwi: “Nit.. maafkan aku ya kalo aku dah nyinggung kamu. Aku cuma..”
Anita: “udah ga papa lagi Wi.. nih udah jadi kartu ucapannya..”
Wiwi melongo… Anita membuatnya dengan bentuk kupu-kupu yang indah, tapi masih berwarna putih, Anita memintanya untuk mewarnainya dengan warna-warna yang cantik
Anita: “Wi tolong dikelirin ya.. yang cakep” (kelir=warna)
Wiwi mengangguk.
Kesokan harinya Wiwi telah selesai mewarnai kartu ucapan dengan warna yang cantik. cenderung warna biru. Setelah Anita melihatnya dia kurang senang, karena dia mengharapkan kupu-kupu itu berwarna pink. Seharian itu wajah Anita murung dan sendu jauh dari kata ceria, Wiwi juga ga mau ngalah dia tanpa merasa bersalah dengan Pedenya bilang “suka-suka aku dong warnainnya, aku kan sukanya warna biru, warna yang berkarakter ga kaya pink, ih…warna apaan tuh, warna cengeng”. Anita sungguh kecewa dengan sikap Wiwi. Tiba-tiba Aris lewat di depan kelas, Wiwi langsung beranjak menemui Aris dan memberikan kartu ucapan itu. Anita makin tidak suka karena memang dari awal dia tidak menyukai Aris.
Keesokan hari Anita tidak masuk sekolah, di surat ijin tertulis sakit. Wiwi mencibir Anita, “ah.. paling dia ngambek kupu-kupunya aku warnai biru”. Kenyataannya Anita memang sakit.
3 hari sudah Anita tidak berangkat, Wiwi agak cemas juga, dia cukup menyesal dengan sikapnya yang kasar, dia berencana bersama Aris dan teman-teman sekelas untuk menjenguk Anita. Dia memungut sumbangan dari teman-temannya dengan mematok seribu rupiah untuk dibelikan buah-buahan. Wiwi tau buah kesukaan Anita yaitu melon dengan aroma dan kesegaran buah itu Wiwi yakin dia akan memaafkan tingkahnya yang seperti anak kecil serta ia berharap semoga Anita lekas sembuh.
Tetapi rencana itu gagal karena teman-teman yang lain membatalkan untuk menjenguk Anita
Wiwi: “kenapa dibatalin apa dia udah sembuh?”
Vina: “soalnya Anita udah ga ada”
Wiwi: “maksud lo dia dirawat di rumah sakit gitu?”
Rudi: “gak wi..”
Wiwi: “lha trus kenapa?”
Satu persatu teman-temannya menunduk, tidak ada yang berani mengungkapkan sebenarnya. Wiwi benar-benar bingung dia masih saja positif thinking berharap Anita baik-baik saja. Namun, kenyataan tetaplah kenyataan bahwa Anita telah tiada, pergi selamanya terbang bersama kupu-kupu ke taman yang terindah di Surga yang abadi.
Satu penyesalan yang selalu terngiang dalam kepalanya, andai saja Wiwi memenuhi keinginan Anita untuk memberi warna kupu-kupu dengan warna pink, ah… segalanya sudah terjadi.
Kini Wiwi tidak pernah menjelek-jelekkan warna pink lagi malah dia menyukai warna tersebut, yang menurutnya mengandung warna kelembutan, romantic, dan jauh dari kesan kasar.
I love pink
I love my best friend..

Teman di Surga
oleh:Noegrowho '08

teman. . .
lama tak jumpa denganmu
dirimu yang jauh disana
membuat aku semakin rindu

aku jadi ingat
waktu kita bersama dulu
kita sering bercerita
duka-dula, tawa-lara kita bersama

namun kenapa. . .?
saat kamu pergi dahulu
aku tak relakanmu

jauh waktu tlah berlalu
kebersamaan yang berkurang
cerita kita semakin hilang
dan hati ini kian garang

teman. . .
aku rindu padamu

teman. . .
damaikah kau disana. . .?

tidakkah kau memikirkanku teman
sinar itu aku kira kamu
hujan yang deras
aku pikir itu air matamu

teman. . .
apakah kau datang. . .?
mendung awan itu
semendung wajahmu dulu
aku tak bisa menyentuhmu teman. . .

harum bunga dipusaramu
seharum tubuhmu dulu
kan aku kenang selalu teman
tanpa aku merasa malu

merah darahmu
semangat tiada hentimu
keberanianmu
dab juga sifat kerasmu
aku ingat semua teman. . .

teman. . .
untaian kata indah
dan doa yang aku panjatkan
menemanimu sekaku teman

tetaplah tersenyum teman. . .
rhyme in peace. . .

gambar dari:belumadajudul.blogdrive.com

Resensi Cerpen

Refleksi Nyata Sebuah Kesepian
Oleh: Xoxo
Cerpen karya Liana Yusoli Ibadiyah ini mempunyai judul yang menarik yakni Kidung Kebekuan. Kidung bisa diartikan lagu atau nyanyian, sedangkan kebekuan merupakan metafora dari rasa dingin, sunyi, sepi. Itulah kira-kira yang dapat saya interprestasikan dari judul tersebut. Kesan pertama yang muncul dari cerpen ini memang berangkat dari judulnya. Kidung kebekuan dapat saya interprestasikan sebagai kisah yang diselimuti kesepian.
Cerpen merupakan sebuah bentuk yang utuh yang didukung unsur-unsur di dalamnya. Salah satunya adalah unsur imajinatif. Kidung kebekuan merupakan cerita realis imajinatif yang berangkat dari sebuah kisah nyata (tertulis pada keterangan judul pada cerpen tersebut) dari seorang sahabat pengarang. Walau cerpen ini merupakan refleksi dari sebuah kisah nyata, namun bukan berarti cerpen ini tak imajinatif. Sebuah kisah nyata yang sudah direfleksikan menjadi sebuah cerpen, dapat berdiri menjadi sebuah dunia yang utuh bagi siapapun yang membacanya. Jadi cerita ini dapat dipandang sebuah cerita yang imaginasi, terlepas dari sebuah kisah nyata dari pengarang.
Cerita dibuka dengan pendeskripsian alam oleh tokoh aku. Sepertinya pengarang ingin membawa pembaca ke dalam sebuah ruang imaginasi yang mendeskripsikan alam sebagai latarnya. Back to nature, seolah-olah alam menjadi objek yang dapat menarik imaginasi untuk membuka sebuah cerita. Objek-objek pada alam dituangkan dalam sebuah teks yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan imaginasi yang kuat. Setelah itu pengarang membawa sebuah rasa pada diri tokoh aku yang diselimuti rasa dingin dan sepi yang merupakan ejawantah dari kebekuan rasa.
Setelah dibuka dengan deskripsi ruang imajinasi, pengarang membuat sebuah latar dengan daerah Purwodadi. Latar belakang pengarang menggunakan daerah Purwodadi karena pengarang sendiri berasal dari daerah itu. Selain itu, cerita ini di dasarkan pada kisah nyata, sehingga mungkin pengarang ingin mengesankan bahwa cerita ini memang benar-benar terjadi seperti apa yang dialami oleh sahabatnya di daerah Purwodadi.
Cerpen ini menceritakan tentang kemelut batin yang dialami tokoh aku. Pergulatan atau konflik batin dalam cerpen ini memang sangat kental. Konflik batin pertama dirasakan oleh tokoh aku yang digunjingkan sebagai pembuat aib keluarga atau anak yang tak jelas asalnya karena tak punya seorang bapak. Orang-orang pun meragukan tokoh aku yang memakai jilbab. Kemudian cerita beralih pada kehidupan tokoh ibu yang sedang terserang suatu penyakit. Tokoh aku selalu bertanya tentang siapa sebenarnya bapaknya, namun ibunya tetap tidak mau menyebutnya. Mungkin saja pertanyaan-pertanyaan dari tokoh aku kepada ibunya itu yang semakin membuat parah penyakit ibunya.
Akhirnya penyakit ibunya semakin parah dan harus masuk rumah sakit. Dokter memvonis bahwa ibunya terkena kanker ganas. Dan saat ibunya telah kritis, terjadi sebuah cerita yang menegangkan yakni pengakuan pamannya bahwa dia adalah ayah tokoh aku., Mendengar pengakuan itu, semua orang yang sedang berada di sana seperti terkena cambuk yang keras. Kemudian cerita disusul kematian ibunya yang mendadak. Setelah itu tokoh aku ikut bersama pamannya yang tak lain adalah ayah kandungnya. Kebencian dalam diri tokoh aku pada ayah kandungnya belum sirna, sehingga ia belum begitu akrab dengan ayah kandungnya itu. Sehingga waktu mengubah perasaan tokoh aku untuk mengubah perasaannya untuk lebih menyayangi dan mempercayai ayahnya. Akhirnya muncullah perasaan sayang dan percaya pada diri tokoh aku pada ayahnya, namun setelah itu ia mendapat kabar bahwa ayahnya tewas karena kecelakaan. Ia pasrah kepada Tuhan atas semua yang telah terjadi pada dirinya. Pada akhir cerita tokoh aku kembali merasakan sebuah kesepian, lebih tepatnya kebekuan.
Narasi pada cerpen ini memang cukup membuat pembaca mengikuti alur demi alur dengan konflik yang ada. Gaya bahasa cukup sederhana sehingga langsung dapat dicerna dan nikmati. Cerpen ini termasuk pada gaya realis yang menceritakan tentang kehidupan sebenarnya dan dibalut dengan gaya imajinatif. Pembuka cerpen ini membuat sebuah ketertarikan dengan gaya penceritaan yang halus. Narasi pada tengah-tengah cerita menghadapkan kita pada fenomena yang pada umumnya dialami masyarakat. Sebuah konflik pada sebuah hubungan keluarga yang terlampau dekat. Perefleksian masalah ini adalah sebuh nilai plus bagi pengarang. Refleksi dari sebuah realitas sosial yang dituangkan dengan alunan teks-teks yang bersatu padu. Percakapan yang mendominasi cerita ini memperlihatkan sebuah daya interprestasi nyata yang tak selamanya berbentuk jalinan naratif simbolik. Pengarang juga bisa katakana berani karena menutup cerpen dengan ending terbuka. Dengan trik semacam ini, pembaca dapat menyimpulkan sendiri atas apa yang akan dialami tokoh aku setelah itu. Lebih hebatnya lagi, pengarang tidak terjebak pada pengggunaan ending pada kematian ayah dari tokoh aku.
Pada keseluruhan cerita, pengarang terjebak pada gaya bahasa. Ini mungkin juga banyak dialami bagi penulis cerita pendek lainnya yakni penggunaan gaya bahasa tidak ritmis. Membaca awal cerita kita dihadapkan pada gaya bahasa yang imajinatif namun setelah ke tengah kita dihadapkan pada cerita yang naratif. Isi dari cerita pun dibuat tergesa-gesa oleh pengarang dan terlalu banyak konflik. Kesan pertama dari saya, pengarang ingin mengetengahkan konflik batin, namun setelah dibaca keseluruhan ternyata tidak. Pengarang terjebak pada kenaratifan ceritanya sehingga isi cerita cenderung berjalan apa adanya dan kurang pemodifikasian kata. Namun pada akhirnya pengarang kembali lagi seperti awal. Pada penutup cerpen itu ia membawa gaya bahasanya seperti di awal. Dapat saya simpulkan ini adalah cerita yang stagnant atau terdapat kemandegan di awal dan di akhir cerita. Hanya tengahnya yang mengalami sebuah perubahan dan warna.
Keseluruhan cerita ini sudah cukup menarik. namun ada hal-hal yang kiranya dapat saya catat untuk sekiranya dapat membuat cerita dalam cerpen ini lebih menarik. Pertama adalah mengurangi percakapan yang tidak perlu. Semakin banyak percaapan yang tidak perlu maka cerpen ini bentuknya akan semakin longgar. Kedua, yakni mengurangi gaya bercerita yang terlalu naratif dan detail sehingga kurang dapat menimbulkan daya imaginasi. Ketiga, membuat adegan cerita melalui teks tidak usah terlalu tergesa-gesa sehingga pencapaian estetisnya kurang. Dan terakhir adalah konflik yang dihadirkan tidak usah terlalu banyak, karena pada hakikatnya cerpen adalah cerita yang singkat dan padat.
Cerpen ini dapat dikatakan sebagai mediasi bagi pengarang untuk berbagi cerita yang diperolehnya. Isi cerpen banyak diselimuti tentang kesedihan. Sudah pas sekali jika judul cerpen ini adalah Kidung Kebekuan. Dan keseluruhan isi cerpen ini baik menyangkut tema, isi cerita dan amanat merupakan sebuah refleksi dari realitas sosial yang sering dijumpai dalam masyarakat sehingga membuat siapa saja yang membacanya akan lebih peka terhadap realitas kehidupan.