06 Juli 2009

Pembacaan Puisi dalam Launching Antologi Sastra Lumpur Satu Atap


Balada Daun dan Ulat Bulu

Di musim hujan
Daun-daun menghijau
Namun mereka berteriak kesakitan
‘Jangan makan aku!!!’ bentaknya pada seekor ulat bulu

Ulat bulu lalu menjawab,
‘Biarkan saja aku menggerogotimu toh itu juga sudah menjadi tugasku…’
‘Aku juga tidak merugikanmu…’
‘Aku juga tidak membahayakanmu…’
‘Aku juga tidak membunuhmu…’

‘Dan aku tak seperti manusia..
Yang merugikan kantong-kantong negara,
Yang membahayakan stabilitas nasional,
Dan yang membunuh anak-aak kecil untuk tidak bersekolah…’

‘Karna aku juga memang tidak seperti manusia, yang tidak sedikit dari mereka yang justru menggerogoti keluguan dan kepolosan mereka…’

Di musim panas
Daun-daun beterbangan
Bersorak riang sambil berkata, ‘ Aku bebas..!!’
Ulat bulu tua yang masih bertahan dari terik matahari un menjawab,
‘Ya..kau memang telah bebas, namun kebebasanmu hanyalah semu.’
‘Sang raja siang akan membakarmu dengan titahnya’
‘Apa kau tahu itu??!!’

Daun pun menjawab,
‘Walau hanya semu, setidaknya aku bisa merasakannya’
‘Aku bisa merasakan lembutnya tanah’
‘Aku bisa merasakan utuhnya tubuhku’
‘Dan aku juga bisa merasakan betapa ringannya tubuhku tanpamu!!’

Dewi '06

2 komentar:

Anonim mengatakan...

baguuuz begitu lugas

tHe oTheR SiDe oF Me mengatakan...

interupsi,, boleh kan??
maap, tu bukan dewi tp dwi je, hehhe