17 November 2008

Cintamu Sepanjang Masa


OLEH : Diska'08
Suara yang lembut, kata-kata yang penuh dengan makna, perhatian yang tak kenal lelah, cinta dan kasih sayang selalu kau berikan tanpa pamrih. Semua itu tak akan pernah kulupakan sampai akhir khayatku tiba.............
Engkau sesosok orang yang selalu menemani hari-hari kecilku. Tanpa perantaramu aku takkan pernah ada di bumi ini. Engkaulah ibu, cintamu, kasih sayangmu, lembut sentuhanmu, gaya bahasamu tak akan pernah bisa terlupakan.
Pagi dengan udara yang dingin, angin menusuk tulang-tulangku. Pukul tiga pagi aku terbangun untuk sahur. Aku beranjak dari tempat tidurku untuk segera mengambil air wudlu. Selesai itu aku mendengar ada seseorang di dapur. Aku langsung menuju ke dapur.
Aku melihat semua makanan telah tersaji di meja makan. “ Wah.....kayanya enak ni.......Pasti ibu yang buat, wah jadi lapar ni” Kataku dalam hati. Tidak lama kemudian, kami satu keluarga berkumpul untuk makan sahur. ” Nduk, sini”! Kata ibu. “ Nggih bu”. Jawabku. ” Ada apa bu?”. Tanyaku. ” Ibu mau bicara sebentar”. Kata ibu.” Nduk ...........”Kata ibu. “Nggih bu” Jawabku. Aku mendekatinya dan duduk di sampingnya. Sambil ku tatap wajahnya yang begitu lembut, memancarkan cahaya cinta.
Setetes air mata menetes di pipi yang lembut dari bola matanya yang indah.Ia mencium kedua pipiku dan memelukku. Aku terdiam.....aku......aku.....aku..... pun tak kuasa menahan air mataku yang memaksaku untuk menangis. Aku tak kuasa melihat ibuku menangis. ” Bu, kenapa menangis?” Tanyaku. “Ibu tak apa-apa nduk, ibu Cuma ingin bilang....” Kata ibu dengan suara yang serak. ”Kenapa bu?” Tanyaku penasaran. ”Ibu sayaaaaaaang banget sama kamu nduk. ”Kata ibu.
“Vira juga bu, vira sayaaaaaaang banget sama ibu”Jawabku. “Aku bingung...... .....Kenapa ibu menangis?” Tanyaku dalam hati. Aku pun memberanikan untuk bertanya pada ibu. ”Bu kenapa menangis?” Tanyaku. “Apa ada sesuatu yang ibu sembunyikan dari vira?”Tanyaku lagi. “Tapi kamu jangan sedih ya nduk?”Kata ibu. “Memangnya kenapa bu?”Tanyaku. ”Ibu Insya Allah mau pergi,jauuuuuh banget, kamu jaga adik-adikmu dengan baik ya!”Kata ibu. Aku semakin bingung dengan itu semua, beberapa pertanyaan melintas dalam pikiranku. ”Apakah ibu mau mencari kerja?”Tanyaku dalam hati. Tapi ibu kan sudah mempunyai pekerjaan tetap, walaupun gajinya gak seberapa. Aku jadi tambah bingung.
Tiba-tiba ada suara orang yang mengetuk pintu, tok.....tok......tok...nduk....nduk.....Kubuka mataku.Aku mendengar suara orang –orang di dalam rumahku yang sedang membaca ayat-ayat Allah.
Dubrak!!!
Aku terkejut,seperti ada sesuatu yang terjatuh.Mata ini langsung terbuka lebar-lebar.
Astaghfirullah ternyata aku bermimpi.Tidak lama kemudian aku melihat sesosok ayah di sampingku. Ternyata ayah membangunkanku. Aku pun beranjak dari tempat tidurku. Aku melihat banyak orang di rumah.”Yah,ko banyak orang?”Tanyaku.Memangnya kita ada acara saur bareng?” Tanyaku. Ayah tak menjawabku.
Aku melihat orang-orang itu sedah membacakan ayat –ayat Allah. Aku melihat ada sesosok orang yang terbaring,di depan mereka.Ia mengenakan kain di sekujur tubuhnya. Sepertinya aku mengenal wajah itu.Aku pun lari dengan cepatnya, ku peluk orang yang terbaring lemah itu. Aku cium ia,tapi ia tidak mau membalasnya. Ia hanya terdiam,ia pun enggan memandangku matanya tertutup. Ia hanya tersenyum. Dia adalah ibuku, ibu yang selalu memeluk dan menciumku. Ibuku kini telah tiada. Di umurku yang baru sembilan tahun aku telah ditinggal seorang ibu. Aku sedih.......
Aku teringat mimpiku tadi. Mungkinkah itu suatu peringatan ataupun pertanda. Aku sangat sedih, ku bacakan ayat-ayat Allah di dekatnya dengan suara yang tersendat-sendat. Aku berusaha untuk ikhlas dengan semua ini. Karena semua ini adalah kehendak Illahi robbi. Aku hanya dapat mendoakannya semoga ia tenang di alam sana.
Hari-hari terasa hampa tak ada orang yang berisik di dapur dengan suara-suara piring yang disiapkan untuk persiapan sahur. Aku selalu berusaha bangun lebih awal dari ayah dan adik-adikku. Aku mempersiapkan makanan untuk sahur sendirian karena memang aku adalah anak perempuan tunggal adikku laki-laki semua, tetapi kadang mereka juga membantunya walaupun hanya beberapa kali saja. Karena biasanya mereka pergi untuk sholat malam ke mushola dan pulang sekitar pukul dua, setelah itu mereka istirahat jam setengah empat baru bangun.Walaupun ibu tidak ada aku harus tetap semangat untuk membantu keluarga. Ayah dan adik-adikku sangat baik mereka kadang juga membantu untuk mempersiapkan untuk persiapan berbuka.
Hari-hari tanpa ibu telah terlewati setelah beberapa bulan. Ayah memutuskan untuk menikah lagi dengan wanita lain. Awalnya aku dan adik-adikku tak setuju dengan permintaan Ayah, tapi setelah aku dan adik-adikku berunding kami merasa kasihan juga dengan ayah.Karena waktu itu kami berpikir negatif tentang ibu tiri jadi kami takut seperti kisah-kisah yang diceritakan oleh orang-orang bahwa ibu tiri itu jahat. Alhamdulillah ayah menemukan seorang istri yang baik ia juga seorang janda. Wanita itu memakai jilbab dan mempunyai satu orang anak ia menjadi seorang janda, suaminya meninggal karena kecelakaan. Setelah lama hidup bersama kami hidup bahagia. Ternyata tidak semua ibu tiri itu jahat aku dan adik-adikku sangat bersyukur pada Allah, karena telah memberikan pengganti seorang ibu yang sangat baik walaupun ia tidak bisa menggantikan sesosok ibu yang dulu melahirkan kami.

gambar dari: http://gendut1mu3t.files.wordpress.com

07 November 2008

Kurelakan kepergianmu


oleh : Erma Susilowati'08

Tujuh bulan telah berlalu, namun bayangmu selalu hadir dalam setiap waktuku. Dirimu telah meninggalkanku, meninggalkan orang – orang yang menyanyangimu. Kau pergi tanpa sepatah kata yang terlontar, kau paergi begitu saja mengejutkan semua orang.
Kenangan – kenangan bersamamu terukir indah dalam kalbuku dan akan terus bersemayam dalam kalbu. Begitu indah untuk aku lupakan. Hari- hari bersamamu begitu menyenangkan dan berarti untukku. Sekarang tak ada yang membantuku yang menopang segala keluh kesahku dalam menjalani roda kehidupan yang terus berjalan tanpa henti. Andai aku bias memutar waktu lalu kuhentikan waktu itu aku tak kan kehilangan dirimu secepat ini.
Hari raya pun telah tiba dan sekarang telah berlalu. Tahukah dirimu disana bahwa hatiku meronta, menangis disini setelah tersadar bahwa dirimu tak ada disampingku. Orang – orang berdatangan bersilaturahmi, kurasakan kesepian yang mendalam tanpa canda dan tawamu yang membuat diriku selalu tertawa. Semua itu tinggal kenangan manis yang berbeslit di hatiku dan takkan mudah untuk aku lupakan. Bagiku tujuh bulan itu seperti baru kemarin diriku kehilanganmu.
Aku mengunjungi rumahmu, membawakanmu bunga mawar yang kau sukai dan kutaburkan bunga- bunga itu diatas pusaramu. Tanpa terlupakan kualunkan do’a – do’a tulusku untukmu, untuk ketenanganmu disana agar kau bahagia didekat-Nya,di surga yang abadi.
Aku berusaha keluar dari kesedihan yang terus membayangi langkahku. Menghabiskan air mata cukup sampai disini namun aku tak snggup. Aku masih butuh waktu untuk merelakan kepergianmu dengan sepenuh hatiku. Menutup lembaran- lembaran hidupku yang telah kau warnai dengan kebahagiaan dan kesedihan yang tak kunjung hilang ini dan berusah membuka lembaran- lembaran hidup yang baru tanpa dirimu lagi mengikhlaskanmu kembali kepada-Nya karna sesungguhnya engkau milik-Nya aku pun juga dan semua yang hidup di didunia ini adalah milik-Nya. Akan tetapi, jangan memaksaku menghilangkan semua kenangan – kenangan indah bersamamu dari memoriku.
Setiap malam, saat ku mulai terlelap tawamu selalu hadir, aku terbangun keluar dan melihat langit yang begitu luas dan indah jika ada bintang dan bulan yang menyinarinya. Saat itu pula aku menunjuk satu bintang yang paling terang diantara beribu – ribu bintang yang bertebaran. Dari situlah aku dapat melihat wajahmu yang begitu tampan bagiku, dan membayangkan senyumanmu cara itu aku lakukanuntuk mengobati kerinduanku yang tak berujung dan tak pernah ‘kan berakhir, dengan begitu kesedihanku berkurang. Sulit bagiku mencari orang yang sepertimu, yang perhatian kepada saudara – saudaranya, ringan tangan, baik hati, TOP banget dech. Tapi sekarang aku hanya bisa berkata : “Selamat jalan kakakku tersayang kami disini akan selalu mendo’akanmu dan semoga suatu saat nanitu entah itu kapan aku berharap kita dapat berkumpul ditempat yang di janjikan Allah swt bagi hamba- hamba –Nya yang beriman dan bertakwa yaitu, surgaMu. Amien …. “

gmbar dari: http://jokocahyono.files.wordpress.com/2007/10/8.jpg